Wahai dzat yang aku harapkan segala kebaikan dari-Nya
Roja dalam kamus istilah bahasa arab diartikan harapan akan suatu hal yang mungkin terjadi, biasanya harapan itu berbarengan dengan perasaan tamak, dengan kata lain tamak akan terwujudnya harapan tersebut, dalam satu riwayat dikatakan, “jika ingin mendapatkan cinta Allah hendaknya besifat tamak atas apa yang ada di sisi Allah SWT”. Biasanya seseorang mengharap sesuatu dengan perasaan takut dan ragu, apakah harapannya akan tercapai atau tidak, akan tetapi Allah SWT sudah menjamin bahwa siapapun yang mengharap kepadanya, harapannya pasti terwujud, Allah swt berfirman, “Wahai manusia kalian itu faqir dihadapan allah, dan allah maha kaya lagi maha terpuji”, (al-Fathir 15).
Dalam ayat ini, Allah SWT mengenalkan kepada manusia hakikat diri mereka, bahwa esensi mereka adalah tergantung akan dzat yang maha kaya yaitu Allah SWT, secara tidak langsung, Allah menghimbau kepada manusia untuk memohon dan mengharap serta meminta hanya dari-Nya, karena Dia-lah dzat yang Maha Kaya, kata maha terpuji dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa terkadang seseorang memiliki harta kekayaan yang melimpah tapi dia tidak merasa tersentuh ketika melihat seorang anak yatim yang tengah kelaparan, sehingga harta yang dimilikinya membuat dirinya tercela, sehingga tidak ada kebaikan yang diharapkan darinya.
Dalam hadis qudsi Allah SWT berfirman, “Aku –akan mengabulkan- sesuai dengan prasangka hambaku”, dengan kata lain jika seorang hamba berprasangka bahwa Allah pasti mengabulkan harapannya maka Allah akan mewujudkannya, dan jika berprasangka buruk maka Allah tidak akan mewujudkannya, dalam surat al-Fath ayat 6, Allah mensejajarkan orang yang berprasangka buruk kepada-Nya dengan orang-orang musyrik, munafik dan sebagainya.
· Segala kebaikan dari Allah
Allah SWT berfirman, “Segala puji bagi Allah tuhan semesta Alam”, dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa segala pujian hanyalah untuk-Nya semata, karena Dia-lah Tuhan Semesta Alam yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, baik untuk yang menyembahnya atau yang membangkangnya, pujian (alhamdu) akan diperuntukkan untuk pebuatan baik tanpa keterpaksaan, dan alif lam dalam kata hamd menunjukkan bahwa tiada yang layak dipuji kecuali Allah, dengan kata lain kita dapat memahami dari ayat ini bahwa tiada kebaikan kecuali bersumber dari Allah SWT.
· Segala yang dari Allah adalah kebaikan
Allah SWT berfirman dalam surat sajdah ayat 7, “Yang menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya penciptaan”
· Tolak ukur kebaikan
Mungkin Anda sering tergesa-gesa menghukumi ketika di samping rumah Anda ada suara yang bising dan debu yang mengganggu, “dasar pengganggu tetangga”, padahal dari itu akan dibangun rumah sakit yang akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar, dan kadang kita berfikir mengapa Allah menciptakan ular berbisa yang dapat membunuh manusia, padahal jika kita jeli, maka kita akan melihat bahwa ular itu adalah makhluk AllahT yang ingin hidup dan bisa yang dimilikinya adalah baik baginya, dengan bisa tersebut dia dapat melindungi dirinya, dan sebagainya,itu satu hal.
Dan terkadang kita menyukai sesuatu atau menganggap sesuatu itu baik bagi kita, padahal merugikan, seperti halnya ketika sakit perut, dokter melarang untuk memakan makanan pedas, namun katika kita dihadapkan kepada hidangan lezat sedap yang pedas, kadang akal kita dikalahkan oleh syahwat, kemudian memakannya, padahal menurut akal, makanan tersebut akan merugikan kesehatan, untuk itu Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 216, “Kadang kamu membenci sesuatu akan tetapi itu baik untukmu, dan kadang engkau menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu”, mengapa? Karena Allah-lah yang mengetahui dan kalian tidak mengetahui (al-Baqarah 216), kalian tidak mengetahui bahwa segala yang diciptakan Allah adalah baik dan ada hikmahnya, seperti halnya terkadang kita mengeluh pada Allah mengapa permohonanku serta keinginanku tertunda??!! Padahal tertundanya lebih baik baginya. Umpama, jika Allah memberikan rasa malu pada bayi kecil, sama sekali dia tidak akan menyusu pada ibunya karena dia akan merasa malu. Untuk itulah, cepat atau lambatnya terkabulnya permohonan dan harapan pasti ada hikmahnya dan baik bagi kita.
Malam Harapan (Laylah Raghaib)
Dalam riwayat disebutkan bahwa malam jumat pertama di bulan Rajab adalah malam segala harapan, siapa saja yang menyibukkan dirinya untuk bermunajat dan mengajukan segala harapannya pada Allah SWT, niscaya Allah akan mengabulkannya.
Diriwayatkan dari Nabi SAW, “Janganlah kalian lalai akan malam jumat pertama di bulan Rajab, karena malaikat telah menamainya dengan malam segala harapan, pada sepertiga malam itu para malaikat berkumpul di sekeliling Ka’bah dan Allah SWT berfirman kepada mereka: ‘Wahai para malaikat-Ku, mintalah sesuka kalian’, maka mereka menjawab: ‘Wahai Tuhan kami, ampunilah orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab ini’, Allah berfirman: ‘Aku telah mengabulkannya’.
Pada Malam ini juga dianjurkan untuk berdoa dan bermunajat serta shalat dua belas rakaat diantara Maghrib dan Isya, setiap dua rakaat salam, setiap rakaat membaca surat al-Fatihah satu kali dan al-Qadr tiga kali dan al-Ikhlas 12 kali. Dan selepas menyelesaikan 12 rakaat shalat sunat ini, bacalah shalawat 70 kali yang berbunyi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ [الْهَاشِمِيِ] وَعَلَى آلِهِ
Kemudian sujud dan membaca dzikir di bawah ini sebanyak tujuh puluh kali :
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَ الرُّوحِ
Kemudian mengangkat kepala dan bacalah doa :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيُّ الْأَعْظَمُ
Kemudian kembali sujud dan membaca dzikir sama dengan sujud pertama, dan mintalah hajat masing-masing insha Allah terkabul.
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syaban, dan tuntunlah kami menuju bulan Ramadhan, amin”.
Referensi :
Tahqiq Kalimat al-Quran, Ustadz Hasan Mustafawi, juz 4 hal 79.
Kitab Iqbal ala’mal, juz 2, halaman 632.
Read more: http://www.ipabionline.com/2013/05/syarah-doa-bulan-rajab-bagian-pertama.html#ixzz2qkEwSfsr
+ komentar + 1 komentar
=))
Posting Komentar